Banyu Pinaruh, Arti dan Makna Menurut Umat Hindu Bali
Banyu Pinaruh, Arti dan Makna Menurut Umat Hindu Bali – Makna Banyu pinaruh adalah hari penyucian pikiran dengan Air Pengetahuan pada saat akhir penanggalan kalender Bali, yaitu wuku Watugunung. Banyu Pinaruh merupakan runtutan dari perayaan hari raya saraswati yang dilaksanakan satu hari setelah hari Saraswati, dimulai sebelum matahari terbit. Yaitu pada Minggu 23 Oktober 2022.
Menurut kalender Bali, satu tahun terdiri dari 210 hari dan minggu terahir tersebut bertepatan dengan penanggalan Bali yaitu Watugunung. Di tutup pada hari Sabtu Umanis Watugung. Di mana umat Hindu Dharma rayakan hari persembahyangan yang di tujukan kepada Sang Hyang Aji Saraswati.
Sedangkan sudah dijelaskan sebelumnya, keesokan harinya adalah hari Minggu Pahing merupakan hari awal di tahun baru kalender Bali, yang diawali dengan wuku Sinta, umat Hindu Dharma melakukan ritual Banyu Pinaruh.
Baca juga : Arti dan Makna Buda Cemeng Klawu
Arti dan Makna Banyu Pinaruh
Banyu Pinaruh berasal dari dua kata yaitu ” banyu ” yang memiliki arti air (kehidupan). Dan kata ” Pinaruh ” yang berasal dari kata weruh atau pinih weruh. Kata Weruh memiliki makna Ilmu pengetahuan. Bila digabungkan Makna Banyu Pinaruh adalah hari di mana kita memohon sumber air pengetahuan.
Di hari ini umat Hindu Dharma melakukan asuci dengan membersihkkan diri di laut atau di sungai pada pagi hari, ketika matahari terbit. Sesudah mandi di laut atau di sungai, kemudian berkeramas menggunakan air kumkuman.
Air Kumkuman merupakan air yang berisi bermacam-macam bunga-bunga segar dan wangi. Kemudian melakukan mempersembahkan sesajen berbentuk labaan nasi kuning dan loloh di merajan, sesudah menghaturkannya, selanjutnya diakhiri dengan nunas lungsuran.
Dikutip dari Manawa Dharmasastra pada Buku V.109
”Adbhirgatrani cuddhyanti manah satyena cuddhyati, widyatapobhyam bhutatma, buddhir jnanena cuddhyati.”
Artinya :
Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa disucikan dengan pelajaran suci dan tapa brata, kecerdasan dengan pengetahuan yang benar.
Makna Banyu Pinaruh yang tercantum pada buku kesatuan tafsir pada aspek agama Hindu I-XI.
“Rahina Banyu Pinaruh ialah hari yang bagus, hari di mana kita meminta sumber air pengetahuan untuk bersihkan kekotoran atau kegelapan pemikiran (awidya) yang menempel pada tubuh kita”
Melakukan Pengelukatan Saat Banyu Pinaruh
Penglukatan bisa dilaksanakan di sejumlah tempat, seperti Sumber mata air (klebutan), Campuhan (pertemuan aliran sungai dan laut), Pantai, Merajan. Penglukatan sendiri bisa di puput oleh Pandita, Pinandita/Pemangku, atau dilaksanakan sendiri langsung ke beberapa sumber mata air seperti klebutan, campuhan, atau di pantai.
Baca juga : 5 Hotel Dekat Pantai Kuta Bali
Banten pengelukatan yang paling simpel bisa memakai canang sari atau pejati untuk mengaturkan piuning dalam persembahyangan memohon air suci.
Menurut Pandita Sidemen saat Banyu Pinaruh dengan melakukan pengelukatan bertujuan untuk ngelebur mala. “Kalau di laut atau Segara merupakan tempat untuk peleburan dasa mala. Dengan melakukan prosesi ini, diharapkan terjadi keseimbangan lahir dan batin,” ucapnya.
Menurut Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda memaparkan jika Sehari sesudah rayakan Hari Suci Saraswati, umat Hindu di Bali umumnya lakukan acara melukat atau mandi di pemandian suci atau segara (laut).
Acara itu umumnya ditutup dengan menyantap nasi dira atau nasi warna kuning. Tetapi saat sebelum disantap dengan keluarga, nasi itu lebih dulu disembahkan ke tiap pelinggih di sanggah/merajan atau tempat yang lain yang berada di kawasan rumah.
Demikian artikel mengenai Banyu Pinaruh, Arti dan Makna Menurut Umat Hindu Bali. Semoga artikel tersebut dapat memberikan informasi dan pengetahuan baru.
Dapatkan info lowongan kerja di Denpasar terbaru posisi admin atau lowongan kerja hotel Bali terbaru cuma di Loker Bali Info. Terima Kasih.