Mengenal Upacara Ngaben

Mengenal Upacara Ngaben dalam Budaya Hindu Bali

Ngaben Bali adalah ritual sakral dalam budaya Hindu di Bali yang tidak hanya menjadi tradisi, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat Hindu Bali. Sebagai bagian dari tradisi yang diwariskan turun-temurun, prosesi ini bukan sekadar ritual perpisahan, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual bagi jiwa yang telah meninggal.

Dalam artikel ini, kamu akan mengenal lebih jauh tentang ngaben, tahapan pelaksanaannya, serta filosofi di balik tradisi ini.

Baca Juga : Kalender Bali 2025 Lengkap Beserta Hari Penting Nasional

Ngaben Adalah Ritual Pelepasan Jiwa

Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah dalam tradisi Hindu Bali. Tujuan utama dari upacara ini adalah untuk membantu roh atau atma kembali ke alam asalnya, yaitu moksha atau penyatuan dengan Tuhan. Landasan filosofis dari prosesi Ngaben bersumber dari Panca Sradha, yaitu lima prinsip utama dalam Agama Hindu: Brahman, Atman, Karmaphala, Samsara, dan Moksha.

Secara khusus, upacara ini dilakukan sebagai bentuk kasih sayang kepada leluhur serta wujud bakti seorang kepada manusia yang terlebih dahulu berpulang. Ngaben juga merupakan proses pengembalian unsur Panca Maha Bhuta kepada Sang Pencipta.

Dalam ajaran Hindu, upacara ini dikenal sebagai Pitra Yadnya, sebagaimana tercantum dalam Lontar Yama Purwana Tattwa, di mana “Pitra” merujuk pada leluhur atau orang yang telah meninggal, sedangkan “Yadnya” berarti persembahan suci yang dilakukan dengan ketulusan.

Upacara ini melibatkan berbagai ritual yang dipimpin oleh pemangku adat atau orang suci di keyakinan Hindu Bali.

Setiap tahapan memiliki makna simbolis yang dalam, mencerminkan penghormatan terhadap leluhur dan keyakinan terhadap siklus kehidupan.

Tahapan Prosesi Ngaben Bali

Prosesi Ngaben di Bali
Prosesi Ngaben di Bali – Sumber : Istock

Pelaksanaan upacara ngaben bervariasi tergantung pada status sosial, adat, dan kemampuan ekonomi keluarga. Namun, secara umum, berikut adalah tahapan utama dalam upacara ini:

Ngulapin

Ngulapin adalah tahap awal dalam prosesi Ngaben, di mana roh atau Atma dari orang yang telah meninggal dipanggil kembali. Ritual ini dapat dilakukan di berbagai tempat sesuai dengan keperluan dan kepercayaan keluarga, dengan tata cara yang beragam tergantung pada tradisi yang dianut.

Nyiramin atau Ngemandusin

Pada tahap ini, jenazah dimandikan menggunakan berbagai simbol, seperti bunga melati di rongga hidung dan pecahan kaca di atas alis. Proses ini dikenal sebagai nyiramin atau ngemandusin, yang bertujuan untuk memastikan bahwa roh yang akan bereinkarnasi dapat lahir kembali dalam kondisi yang sempurna, tanpa cacat fisik.

Ngajum Kajang

Ngajum Kajang merupakan ritual penulisan aksara suci Hindu pada selembar kertas putih yang disebut “kajang”. Dalam prosesi ini, keluarga dan kerabat menekan kajang tersebut sebanyak tiga kali sebagai tanda kesiapan mereka untuk merelakan kepergian orang yang telah berpulang.

Ngaskara

Ngaskara memiliki makna sebagai penyucian roh, di mana roh orang yang meninggal disucikan sesuai dengan kepercayaan Hindu. Ritual ini bertujuan agar Atma dapat kembali ke Yang Maha Esa serta suatu hari dapat dipertemukan kembali dengan sanak keluarga di alam yang berbeda.

Mameras

Mameras adalah ritual khusus yang hanya dilakukan jika almarhum telah memiliki cucu. Kata “mameras” berasal dari “peras”, yang melambangkan keberhasilan atau kesempurnaan. Dalam upacara ini, cucu diharapkan dapat membimbing roh leluhurnya menuju jalan yang benar.

Baca Juga : Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Bali

Papegatan

Papegatan berasal dari kata “pegat” yang berarti “putus”. Ritual ini menandakan bahwa keluarga telah mengikhlaskan kepergian orang yang telah meninggal. Prosesi ini biasanya disertai sesaji sebagai simbol agar roh tidak terhalang dalam perjalanannya menuju Yang Maha Esa akibat rasa kehilangan yang masih dirasakan oleh keluarga.

Pakiriman Ngutang

Pada tahapan ini, Bade diusung oleh para kerabat dan warga sekitar menuju setra (makam). Dalam perjalanan, bade akan digoyang atau diputar beberapa kali. Hal ini dilakukan agar roh tidak kembali ke rumah dan bisa melanjutkan perjalanannya menuju alam selanjutnya. Pada tahapan ini prosesi ngaben juga akan diiringi oleh gamelan Bali.

Ngeseng

Ngeseng adalah proses kremasi atau pembakaran jenazah yang dipimpin oleh seorang orang suci. Abu dan sisa tulang dari jenazah yang telah dikremasi kemudian dikumpulkan, digiling hingga halus, dan dimasukkan ke dalam buah kelapa sebagai bagian dari ritual.

Nganyud

Setelah kremasi selesai, abu jenazah dihanyutkan ke laut atau sungai dalam prosesi yang disebut Nganyud. Ritual ini melambangkan pelepasan unsur-unsur duniawi dari roh, sehingga ia dapat melanjutkan perjalanannya ke alam lain dalam keadaan suci.

Mangelud atau Mangoras

Sekitar 12 hari setelah seseorang meninggal, keluarga melaksanakan ritual Mangelud atau Mangoras. Upacara ini bertujuan untuk membersihkan lingkungan rumah dari kesedihan dan energi duka yang mungkin masih tersisa setelah kepergian orang yang dicintai.

Makna Filosofis di Balik Upacara Ngaben

Ngaben tidak hanya sekadar prosesi pembakaran jenazah, tetapi juga memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Bali. Beberapa filosofi yang terkandung dalam upacara ini antara lain:

  • Pelepasan Jiwa
    Ngaben membantu roh untuk lepas dari keterikatan duniawi dan mencapai moksha.
  • Penghormatan kepada Leluhur
    Upacara ini merupakan wujud bakti keluarga kepada leluhur yang telah tiada.
  • Siklus Kehidupan
    Masyarakat Hindu Bali percaya pada reinkarnasi, dan ngaben adalah bagian dari siklus kehidupan yang terus berlanjut.

Ngaben Bali dan Relevansinya di Era Modern

Upacara Ngaben Massal di Bali
Upacara Ngaben Massal di Bali – Sumber : InfoPublik

Di era modern, upacara ngaben masih dilaksanakan dengan khidmat oleh masyarakat Bali, meskipun ada beberapa penyesuaian agar lebih efisien. Salah satu bentuk adaptasi yang umum adalah ngaben massal dan juga kremasi, yang dilakukan secara kolektif untuk meringankan biaya upacara.

Hal ini menunjukkan bagaimana budaya Bali tetap menjaga tradisi sambil menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Bagi kamu yang tertarik dengan budaya Bali atau ingin memahami lebih dalam tentang tradisi ini, menyaksikan langsung prosesi ngaben bisa menjadi pengalaman yang berharga seperti menyaksikan pelebon dari keluarga kerjaan di daerah Ubud.

Tradisi ini tidak hanya menunjukkan kekayaan budaya, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana masyarakat Bali memandang kehidupan dan kematian.

Jika kamu ingin mengeksplorasi lebih jauh budaya dan tradisi Bali, tetaplah mencari informasi dari sumber terpercaya. Jangan lupa untuk berbagi artikel ini kepada teman atau keluarga yang memiliki minat serupa! Siapa tahu, mereka juga ingin memahami lebih dalam tentang budaya Bali yang kaya dan unik.

Baca Juga : Barong Bali: Kisah, Makna, dan Tradisi yang Sarat Nilai Spiritual

Bagikan :

Mungkin Kamu Juga Suka